Selasa, 21 Juli 2009

Mengenal Sedikit Komplikasi Diabetes

Pembaca mungkin sudah tidak asing lagi mendengar penyakit diabetes. Penyakit ini sering sekali menyerang orang-orang yang sudah menginjak usia 20-30 tahunan. Orang lansia juga rentan terkena penyakit ini karena secara alami metabolisme lansia telah menurun. Secara garis besar, penyakit ini digambarkan dengan ketidakmampuan tubuh untuk mengolah gula darah menjadi gula otot. Mungkin saya tidak akan membahas apa itu diabetes, namun saya akan membahas komplikasinya terlebih dahulu.

Salah satu komplikasi yang terjadi adalah terjadinya kerusakan pada saraf. Kerusakan ini bisa menyebabkan bagian tubuh terasa kebal, misalnya pada ujung jari. Kebalnya bagian ini juga dapat berpengaruh pada kepekaan organ kelamin. Tidak hanya menjadi kebal, kerusakan saraf juga justru dapat menjadikan saraf sangat peka sehingga terjadilah rasa sakit atau lemahnya otot. Selain itu kerusakan saraf juga dapat terjadi pada organ bagian dalam, sehingga dapat memunculkan implikasi seperti terganggunya sistem kerja saluran pencernaan atau urinari (saluran ekskresi urin), bahkan dapat menyebabkan gangguan saraf mata yang dapat menimbulkan kebutaan (diabetes retinopati). Komplikasi ini dapat diobati dengan obat-obat golongan antidepresan atau antokonvulsi. Tentu saja pengobatan ini perlu didampingi tenaga medis yang professional karena obat-obat tersebut sangat riskan bagi penderita penyakit jantung. Biasanya dapat digunakan juga obat-obat penggunaan topikal seperti balsam yang mengandung senyawa nitrat untuk mengendurkan pembuluh darah. Selain itu koyo atau balsam yang mengandung capsaicin (panas cabe) dapat membantu menghilangkan pegal dan sakit pada anggota tubuh tertentu.

Komplikasi lain yang terjadi akibat diabetes adalah banyaknya pengeluaran air kencing (poliuria) dan rasa haus yang terus-menerus (polidipsia). Banyaknya kadar glukosa dalam darah akan menyebabkan adanya glukosa masuk ke dalam urin sebelum urin tersebut tertampung pada kandung kemih. Pekatnya urin yang akan ditampung di kandung kemih tersebut akan merangsang pengeluaran air pada suatu pembuluh pada ginjal agar urin yang dihasilkan tidak terlalu pekat. Akan tetapi, proses ini akan berimplikasi pada hilangnya sebagian besar cairan tubuh sehingga penderita diabetes akan merasa haus terus-menerus. Untuk menjaga agar cairan tubuh tidak banyak hilang, cairan harus dijaga dengan minum air yang banyak, kalau memungkinkan air yang mengandung garam agar penyerapan air ke dalam tubuh lebih maksimal.

Penderita diabetes juga pasti sering merasa mengantuk, lemas, atau tidak bergairah. Ini karena gula yang berada dalam darah tidak dapat dikonversi menjadi gula otot dan digunakan sebagai energi. Jika glukosa tidak digunakan sebagai energi bagi tubuh, maka tubuh akan mengambil lemak untuk dibakar menjadi energi. Proses pembakaran lemak ini dapat menghasilkan senyawa keton yang dapat membuat darah menjadi asam. Ini disebut ketoasidosis. Kondisi lebih parahnya dapat menyebabkan penderita diabetes koma.

Dari beberapa komplikasi di atas, tentu saja cara menanganinya adalah menangani diabetesnya. Gula darah harus terkontrol dari sejak muda, misalnya dengan mengontrol gula darah secara berkala. Pengobatan tentunya harus didampingi oleh tenaga medis yang telah ahli, karena pengobatan bergantung dari tipe diabetes yang diderita pasien tersebut. Selain penggunaan obat sebagai penyembuh suatu penyakit, perlu diingat bahwa pikiran kita adalah obat yang paling kuat. Kemauan untuk sembuh dan pikiran positif untuk terus hidup dapat mengalahkan segala penyakit, tentu saja diiringi pola hidup yang sehat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar